Begini Strategi Disdagperin Bengkalis Atasi Kelangkaan Gas 3 kilogram

Begini Strategi Disdagperin Bengkalis Atasi Kelangkaan Gas 3 kilogram

6 Februari 2020
Ilustrasi

Ilustrasi

RIAU1.COM - Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram terjadi di Kabupaten Bengkalis bukan akibat keterbatasan kuota, karena jumlah gas yang masuk masih sesuai kuota yang ditetapkan Pertamina.

Kepala Disdagperin Bengkalis, Indra Gunawan menuturkan, kelangkaan terjadi karena gas elpiji bersubsidi ini digunakan oleh orang-orang yang lebih mampu ketimbang orang miskin.

"Kalau kelangkaan sampai saat ini tidak ada, hanya saja gas bersubsidi banyak digunakan oleh masyarakat yang ekonominya lebih baik," tutur Indra Gunawan, Kamis 5 Februari 2020.

"Logikanya barang ini lebih murah setengah dari harga gas dengan tabung lain, sehingga banyak yang menggunakan," sambungnya.

Indra mengatakan, dengan banyaknya orang mampu yang menggunakan gas 3 kilogram ini, ada ketakutan tidak mendapatkan gas dari masyarakat kurang mampu. Sehingga mereka harus membeli dua sampai tiga tabung untuk stok di rumah.

"Kejadian seperti ini yang menimbulkan semacam kebutuhan tinggi, sehingga menimbulkan kesan terjadi kelangkaan," ujarnya.

"Seperti kemarin, banyak yang mengantri di salah satu pangkalan, lihatlah dua tiga hari lagi pasti menurun permintaan karena masyarakat sudah ada stok di rumah masing-masing," terangnya.

Ia mengungkapkan, pihaknya sedang melakukan pendataan pengguna elpiji 3 kilogram oleh warga yang memang penerima gas bersubsidi ini. "Nantinya setelah pendataan, akan dibuatkan sistem kartu untuk mereka yang akan menerima gas bersubsidi," ungkapnya.

Dengan pendataan yang dilakukan nanti akan diketahui kebutuhan gas warga penerima subsidi gas ini. "Rata rata penggunaan gas 3 kilogram sekitar tiga tabung perbulan, mereka akan diberikan kartu, agar nanti bisa membeli tiga tabung perbulannya di pangkalan," tukasnya.