Jawab Tantangan Dunia Kerja, Pemko Pekanbaru Terus Bergerak Wujudkan Politeknik Negeri

Jawab Tantangan Dunia Kerja, Pemko Pekanbaru Terus Bergerak Wujudkan Politeknik Negeri

10 November 2021
Wali Kota Pekanbaru Firdaus saat menandatangani nota kesepahaman dengan empat universitas dalam mendukung pendirian Politeknik Negeri Pekanbaru pada 25 Juni 2021. Foto: Surya/Riau1.

Wali Kota Pekanbaru Firdaus saat menandatangani nota kesepahaman dengan empat universitas dalam mendukung pendirian Politeknik Negeri Pekanbaru pada 25 Juni 2021. Foto: Surya/Riau1.

RIAU1.COM -Wali Kota Pekanbaru Firdaus memiliki pikiran maju dan pandangan jauh ke depan. Ia berkeinginan pembangunan di Pekanbaru ini memiliki integrasi antara satu sama dengan lainnya yakni pembangunan fisik dan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Setelah, sukses membuka dan membangun Kawasan Industri Tenayan (KIT), Wali Kota Firdaus sedang merancang menyiapkan tenaga ahli dan terampil di bidangnya yaitu pembangunan Politeknik Pekanbaru.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru Ismardi Ilyas menjelaskan  bahwa progres pembangunan Politeknik Negeri Pekanbaru secara simultan terus berjalan dengan baik. Kajian naskah akademis dan kajian kelayakan pendirian Politeknik Negeri sudah disusun. Komunikasi dengan Pemerintah Provinsi Riau untuk mengusulkan kehadiran Politeknik Negeri ini tetap berjalan ke Pemerintah Pusat. 

"Artinya sejauh ini, proses pendirian Politeknik Pekanbaru bergerak terus. Kami mohon dukungan semua pihak. Karena memang, Politeknik ini sangat dibutuhkan masyarakat untuk menjawab tantangan dunia kerja di tahun-tahun mendatang," jelasnya. 

Berdasarkan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) pada 3 November 2021, Politeknik Negeri Pekanbaru akan menginduk ke Politeknik Negeri Batam. Hal hanya sebagai rintisan dan tahap awal pembangunan. 

Sedangkan ruang lingkup MoU dengan Politeknik Negeri Batam yaitu dalam bidang pendidikan dan pelatihan. Penelitian, pengkajian dan pengembangan, dan pendampingan yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka meningkatkan pembangunan daerah dan sumber daya manusia untuk kesejahteraan masyarakat di Kota Pekanbaru.

Pada MoU tersebut hadir Wali Kota Pekanbaru Firdaus, Sekda Pekanbaru Muhammad Jamil, Asisten I Syofaizal, Asisten III Masykur Tarmizi, Kepala Bappeda Ahmad, Kepala Disdik Ismardi Ilyas, Kabag Kerja Sama Setdako Pekanbaru Fajri Adha, dan delapan tenaga ahli dari Pemko Pekanbaru. 

Dari Politeknik Batam turut hadir, Direktur Uuf Brajawidagda; Wakil Direktur I Bidang Akademik, Ahmad Riyad Firdaus, Wakil Direktur II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Bambang Hendrawan, Wakil Direktur III Bidang Kemahasiswaan Kerja Sama dan Alumni Muhammad Zaenuddin, Kepala Satuan Hilirisasi Inovasi dan Layanan Usaha (SHILAU) Muslim Ansori, dan Ketua Jurusan Manajemen Bisnis Arniati. 

Di Pulau Sumatera, memang ada beberapa Politeknik. Namun setelah dievaluasi sesuai karakter daerah yang dimiliki Pekanbaru adalah Politeknik Batam di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Hal ini sesuai dengan kondisi Pekanbaru yang sekarang sudah menjadi kota Metropolitan. Dalam waktu 20 tahun lagi, Pekanbaru menjadi Megapolitan. Makanya, Pekanbaru membutuhkan sarjana terapan dan terampil yang dibutuhkan dunia industri.

Politeknik Negeri ini sangat dibutuhkan baik masyarakat atau Pemko Pekanbaru untuk menjawab tantangan akan kebutuhan tenaga kerja. Apalagi, KIT dalam proses pembangunan saat ini.

"Kita nanti punya KIT yang membutuhkan 155 ribu tenaga kerja. Ada banyak industri di sana. Itu memerlukan tenaga kerja yang siap pakai. Dari mana? Tentu dari sini kita siapkan (Politeknik Pekanbaru) untuk bisa bersaing mengisi peluang yang ada. Ini menjadi tanggung jawab pemerintah," jelasnya.

Untuk target pembangunan, Politeknik Pekanbaru diharapkan bisa selesai 2021 ini. Pada tahun berikutnya, Politeknik Pekanbaru sudah bisa menerima peserta didik.

Bangunan sudah dipersiapkan Pemko Pekanbaru yaitu menggunakan gedung SMK Teknologi yang saat ini ditempati oleh Disdik. Semua sudah lengkap di sana seperti sudah ada ruangan belajar, asrama, dan laboratorium, serta segala macamnya. Sarana dan prasarana pendukung lainnya akan disiapkan secara bertahap. 

"Kita sudah punya modal untuk Politeknik ini yaitu bangunan yang sudah siap. Untuk tenaga pendidik akan kerja sama dengan Politeknik yang ada di Riau antara lain, Politeknik Caltex, Bengkalis, maupun Kampar,'' ungkap Ismardi.

Karena yang diusulkan itu politeknik negeri, Pemko Pekanbaru berharap respon baik dari pemerintah pusat untuk segera menyetujui administrasi Politeknik Pekanbaru. Wali Kota Firdaus menargetkan bisa selesai tahun ini. Tapi melihat kondisinya, pengesahan Politeknik Batam jadi agak molor dari target tahun ini. 

Sementara itu, Asisten III Setdako Pekanbaru Masykur Tarmizi mengatakan, Pemko Pekanbaru menggesa Politeknik bisa beroperasi menjelang periodesasi Firdaus-Ayat yang berakhir April 2022. Namun, Politeknik Negeri sedikit molor karena ada moratorium pendirian Politeknik negeri baru.

"Dengan moratorium ini tentu membuat laju semangat kami terganggu. Harapan kami, moratorium ini dicabut. Sehingga, Pekanbaru menjadi kota pertama yang segera dibangun Politeknik setelah moratorium dicabut,'' ujarnya.

Sebelumnya, Wali Kota Pekanbaru Firdaus dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) meneken nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama dengan empat perguruan tinggi di Aula Kompleks Perkantoran Tenayan Raya, Jumat (25/6/2021). Empat perguruan tinggi ini dibutuhkan dalam membangun Kota Pekanbaru. 

Wali Kota Pekanbaru Firdaus usai penandatanganan kerja sama mengatakan, peluang dan kesempatan ada di depan mata bahwa Pekanbaru akan menjadi kota terbesar di pulau Sumatera. Hal itu akan mulai terlihat pada 2030.

"Makanya, kita harus membangun kekuatan. Karena, pemerintah tak bisa menyelesaikan persoalan sendiri," ujarnya. 

Pemerintah butuh super tim yang terdiri dari umaroh, ulama, dan umat. Pengertian ulama di sini adalah para cendikiawan di perguruan tinggi. 

Para cendikiawan ini merupakan kumpulan-kumpulan orang yang berilmu di perguruan tinggi. Rintangan dan persoalan dalam pembangunan harus diselesaikan bersama para cendikiawan. 

"Kami bekerja sama untuk menyusun sebuah program serta mengimplementasikan. Jadi, kerja sama ini sangat strategis dengan semua perguruan tinggi di Riau. Karena, perguruan tinggi di Riau lebih mengerti permasalahan di negerinya," jelas wali kota.

Kerja sama dijalin dengan Universitas Abdurrab (Unirab), Universitas Muhammadiyah Riau (UMMRI), Universitas Islam Riau (UIR), Universitas Lancang Kuning (Unilak), dan Politeknik Caltex Riau (PCR). Unirab dilibatkan karena perguruan tinggi ini punya kelebihan tersendiri meski mahasiswanya hanya 7.000. Sedangkan UMMRI semakin maju setiap tahun. 

"Jadi, semuanya kami ajak agar muncul keunggulan masing-masing menjadi suatu kekuatan. Itu yang kami lakukan," ucap wali kota. (Advertorial)