Wardah Bangun Berbagai Fasilitas di INS Kayu Tanam Sumbar Melalui Wakaf Produktif

Wardah Bangun Berbagai Fasilitas di INS Kayu Tanam Sumbar Melalui Wakaf Produktif

22 Februari 2021
Nurhayati Subakat, Ceo Warhda/net

Nurhayati Subakat, Ceo Warhda/net

RIAU1.COM -Sebagai perusahaan kosmetik yang memiliki laba yang cukup besar,  perusahaan kosmetik Wardah selalu berbagi. Kali  ini Wardah membantu di bidang pendidikan. Nurhayati Subakat, owner perusahaan kosmetik Wardah, tak henti-hentinya berbuat baik untuk bangsa dan tanah air. Termasuk tentunya untuk kampungnya Ranah Minangkabau. Kali ini pengusaha sukses alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) itu memberikan wakaf produktif untuk INS (Institut Nasional Sjafe'i) Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Nilainya sangat besar. Jika dinominalkan mencapai miliaran rupiah.

"Beliau tak mau menyebutkan jumlah nominal wakaf produktif yang diberikan untuk INS Kayu Tanam. Namun melihat item fasilitas yang dibangun dan barang-barang diwakafkan, kita perkirakan jumlahnya sangat banyak, miliaran rupiah," kata Kepala SMA INS Kayu Tanam, Drs. Hendrizal, Jumat (19/02/2021) kepada jernihnews.com, saat ditanya perihal wakaf produktif Nurhayati Subakat, CEO Wardah.

Menurut Hedrizal, alumnus Jurusan Geografi IKIP Padang/UNP angkatan 1983 ini, wakaf produktif yang diberikan Nurhayati Subakat mencakup; pembangunan restoran, kios, Museum Engku M. Sjafe'i, lapangan parkir, optimalisasi perikanan, peternakan sapi, ladang cabai dan lainnya. Berbagai fasilitas dan barang yang diberikan dalam bentuk wakaf produktif dikelola oleh para praktisi sukses di bidang terkait dan juga langsung menjadi ajang tempat praktik dan pengembangan diri para siswa SMA INS Kayu Tanam yang dikenal dengan sekolah talenta.

Lahan kolam perikanan milik INS yang akan dioptimalkan dalam program ini seluas 1,2 hektar. Program pengoptimalan sektor perikanan ini bekerja sama dengan praktisi usaha ikan asap di Kota Padang, Yose. Nama Yose selaku pengrajin ikan asap sudah dikenal luas di Sumatera Barat, bahkan hingga nasional. Target kapasitas produksi ikan asap Yose yang berlokasi di Lubuk Minturun hingga mencapai 1 ton per hari. Saat ini baru mencapai 600 kg perhari.

"Jadi untuk pengembangan perikanan ini kita melibatkan praktisi dan juga bekerja sama dengan Politeknik Perikanan Padang Pariaman. Nantinya akan ada transfer ilmu dan skill untuk siswa kita," kata Hendrizal, sembari mengatakan ikan dibesarkan meliputi patin, lele, raya dan gurami.

Sedangkan untuk pengembangan bidang peternakan berupa ternak sapi, INS Kayu Tanam juga melibatkan praktisi, Firdaus. Pria yang masih muda itu berhasil mengembangkan usaha ternak sapi di Bawan, Kabupaten Agam. "Pak Firdaus sukses dalam ternak sapi. Kini jumlah sapinya lebih dari 200 ekor,"ujar Hendrizal.

Kapasitas kandang sapi yang ada di INS Kayu Tanam mencapai 50 ekor. Namun, kini masih dilakukan pembenahan kandang, dan juga persiapan penanaman rumput pakan sapi. Untuk 50 ekor sapi perlu lahan rumput sekitar 2 hektar, ini yang tengah disiapkan. Untuk tahap pertama rencananya akan diuji coba 10 ekor sapi bali.

Sedangkan untuk pertanian, INS Kayu Tanam akan membuka ladang cabai keriting seluas 1,2 hektar. "Kita memang lebih fokus melibatkan para praktisi, agar aplikasinya lebih nyata. Sejauh ini telah berapa banyak kerja sama dengan perguruan tinggi, namun realisasinya tak terlihat," sebut Hendrizal.

Sedangkan di sekitar masjid Nurul Ilmi, atau pada bagian depan kampus INS Kayu Tanam dibangun restoran/rumah makan representatif yang dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari kawasan Rest Area Masjid Nurul Ilmi INS Kayu Tanam. Berikutnya juga tengah dibangun kios-kios untuk menampung hasil produksi dari kegiatan usaha wakaf produktif yang diberikan Nurhayati Subakat.

"Semua fasilitas yang ada akan menjadi tempat praktik bagi siswa SMA INS untuk pengembangan talenta mereka. Anak Nagari Kayu Tanam juga dilibatkan sebagai program pemberdayaan anak nagari," sebut Hendrizal.

Selanjutnya, Nurhayati Subakat juga menyediakan beasiswa untuk 50 orang anak Nagari Kayu Tanam untuk bersekolah di SMA INS Kayu Tanam. Semua biaya ditanggung penuh oleh CEO Wardah itu. Bagi siswa yang berprestasi dan ingin kuliah, juga akan diberikan beasiswa untuk perguruan tinggi.

Mewakil pihak INS, Hendrizal sangat berterima kasih atas perhatian yang luar biasa dan wafaf produktif yang diberikan oleh Nurhayati Subakat, CEO Wardah kepada INS Kayu Tanam. Hendrizal pun menyampaikan perkembangan itu di hadapan jemaah Masjid Nurul Ilmi INS Kayu Tanam sebelum pelaksanaan Shalat Jumat.

"Ini sengaja kita sampaikan, agar masyarakat Kayu Tanam dan juga para jemaah masjid Nurul Ilmu mengetahui perihal wakaf produktif yang diberikan Ibu Nurhayati Subakat, CEO Wardah untuk INS Kayu Tanam. Kita mendoakan semoga usaha beliau terus tambah maju," kata Hendrizal.

INS Kayu Tanam berdiri di atas lahan 18 hektar. INS didirikan oleh Engku M. Sjafe'i tahun 1926. Setelah 43 tahun memimpin INS Kayu Tanah, pada tahun 1969 M.sjafe'i wafat di usia 71 tahun. INS Kayu Tanam berada di jalur strategis Jalan Raya Padang-Bukittinggi di KM 58. Kini di INS Kayu Tanam, ada SMA INS dengan konsep sekolah talenta. Sekolah itu dipimpin oleh Drs. Hendrizal, mantan guru SMAN 10 Padang yang berasal dari Lubuak Jantan, Lintau, Tanah Datar. Dia minta secara khusus menjadi Kepala SMA INS Kayu Tanam oleh mantan Gubernur Sumbar Azwar Anas dan mantan Wamendikbud Fasli Jalal melalui Walikota Padang Fauzi Bahar.

Perusahaan kosmetik Wardah kemajuan memang luar biasa. Bahkan perusahaan itu kini telah masuk ke dalam deretan perusahaan besar di tanah air. Untuk penanganan Covid-19 di Tanah Air saja, Wardah menyalurkan dana CSR sebesar Rp40miliar di tahun 2020. Nurhayati Subakat berasal dari Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. (Jernihnews)