Musim Pertama 'Si Raja Buah', Wisatawan: Tak Afdol ke Siak Kalau Belum Beli Durian

Musim Pertama 'Si Raja Buah', Wisatawan: Tak Afdol ke Siak Kalau Belum Beli Durian

14 Juli 2019
Pedagang durian di Jalan Lintas Siak-Dayun

Pedagang durian di Jalan Lintas Siak-Dayun

RIAU1.COM - Libur akhir pekan menjadi peluang mendapatkan pundi-pundi rupiah bagi para pedagang di Kabupaten Siak, Riau. Ditambah lagi, pada pertengahan bulan Juli 2019 ini memasuki musim durian di Siak.

Hal inilah kemudian menjadi 'bonus' bagi bagi para pelancong yang berkunjung ke kabupaten berjuluk Negeri Istana Matahari Timur tersebut.

Sebab, selain mengungjungi berbagai destinasi wisata, khususnya Istana Siak Sri Indrapura, para pelancong juga bisa berwisata kuliner, salah satunya menikmati buah durian yang banyak di jual di pinggir Jalan Lintas Siak-Dayun.

"Wah, kalau musim durian begini usai kunjungi Istana Siak tidak afdol kalo tidak singgah beli durian di sini," ungkap Dina, salah seorang wisatawan asal Pekanbaru kepada Riau1.com, Ahad 14 Juli 2019.

Jenis durian yang dijajakan di Siak ini merupakan jenis Durian Tembaga. "Durian Siak ni, tak ada duanya. Jauh perjalanan kami dari Pelelawan ke Siak untuk mendapatkan durian ini, sekaligus jalan-jalan juga sih," tambah Ridwan warga Pangkalan Kerinci.

Durian Tembaga yang cukup melegenda di Siak, jenis duiran ini terkenal karena dagingnya yang tebal berwarna kekuning-kuningan, dan memiliki biji yang kecil.

Selain itu, juga ada jenis buah durian jantung. Sesuai dengan namanya, durian ini memiliki bentuk seperti jantung. Juga ada durian kuning, montong dan jenis durian lainnya.

Pohon durian yang tumbuh liar di wilayah Mempura itu diperkirakan sudah berumur puluhan tahun. Ini yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta buah dengan cirikhas kulit berduri untuk bisa menikmatinya langsung ketika jatuh dari pohonnya.

Loading...


Pedagang durian, Viktor mengungkapkan, musim kali ini baru yang pertama pada tahun ini. Setiap subuh, ia harus memburu durian ke setiap batang untuk dibelinya, kemudian dibawanya ke pondok untuk dijual.

"Kita bukan punya pohon bang, kita juga beli ke pemiliknya, Modalnya sekarang cukup tinggi. Jadi kami pun harus dapat durian yang bagus di batang, supaya cepat habis saat dijual," tuturnya.

"Omset kita bisa mencapai Rp4 juta hingga Rp5 juta perharinya. Untuk yang kecil itu dijual Rp25 ribu, kalau yang tembaga itu dijual Rp80 ribu," pungkasnya.

 

Penulis: M Rizal Iqbal