Gajah Dita Mati Karena Penyakit, BKSDA: Kita Lakukan Penyembuhan Berkala

Gajah Dita Mati Karena Penyakit, BKSDA: Kita Lakukan Penyembuhan Berkala

9 Oktober 2019
Gajah Dita tewas dengan kondisi perut pecah (Foto: Istimewa/ Rimba Satwa Fondation)

Gajah Dita tewas dengan kondisi perut pecah (Foto: Istimewa/ Rimba Satwa Fondation)

RIAU1.COM - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mengaku memantau perkembangan gajah Dita sebelum mati dengan kondisi pecah perut di Suaka Marga Satwa (SM) Balai Raja Kelurahan Balai Raja, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Riau.

Pernyataan ini diutarakan oleh Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Suharyono, Rabu, 9 Oktober 2019.

"Kita selalu mengupayakan penyembuhannya secara terus menerus," sebutnya.


Pembuktiannya pada tahun 2014 mereka yang menemukan telapak kaki depan sudah putus dan segera melakukan pengobatan. Tahun 2016 tim medis mereka kembali melakukan pengobatan luka pada kaki Gajah tersebut.

Berlanjut di tahun 2017 tim medis Balai Besar KSDA Riau dan Vesswic melakukan pengobatan karena kondisi Gajah lemah (berjalan sangat lambat).

Dan terakhir di tahun 2018 tim medis mereka kembali melakukan pengobatan sebanyak dua kali.

"Kita obati Dita sampai dikatakan layak untuk rilis ke lapangan dan terbukti bisa bertahan sampai 2019 saat ini," tutupnya.