Megahnya 'Istana Firdaus' di Tenayan Raya Pekanbaru, Pekerja Tobong Bata Tetap Miskin dan Mandi di Kali

Megahnya 'Istana Firdaus' di Tenayan Raya Pekanbaru, Pekerja Tobong Bata Tetap Miskin dan Mandi di Kali

25 Februari 2021
Evan, pekerja tobong bata merah di Tenayan Raya. Foto: Surya/Riau1.

Evan, pekerja tobong bata merah di Tenayan Raya. Foto: Surya/Riau1.

RIAU1.COM -Kompleks Perkantoran Tenayan Raya dibangun mulai 2015 lalu. Pembangunan rampung pada 2018. Wali Kota Pekanbaru Firdaus dan Wakil Wali Kota Pekanbaru Ayat Cahyadi serta Sekretariat Daerah perlahan pindah ke kompleks perkantoran yang mewah itu pada 2019. Namun, kemewahan perkantoran itu berbanding terbalik dengan kehidupan masyarakat di sekitarnya.

Evan (37), pekerja tobong bata merah, Rabu (24/2/2021), menceritakan, ia datang dari Nias, Sumatera Utara. Ia bekerja sebagai pekerja pembuatan bata merah di Jalan Ridokasih, RT 02 RW 07, Kelurahan Tuah Negeri, Kecamatan Tenayan Raya, sejak lima tahun lalu. 

"Sejak gedung tersebut (Kompleks Perkantoran Tenayan Raya) dalam proses pembangunan hingga kini, kehidupan saya dan keluarga tetap seperti ini. Tidak ada perbedaannya," ucapnya.

Evan bersama anak dan istrinya tinggal di rumah kayu di sebelah tobong bata. Listrik gubuknya menumpang di rumah orang lain. 

"Tidak ada air bersih di sekitar tobong bata ini. Kami hanya mengandalkan air hujan yang ditampung lubang tanah. Kalau airnya menyusut, tidak ada lagi yang bisa digunakan," ungkapnya. 

Bila sumber air telah habis, Evan mencari air bersih ke Jalan 70. Tak hanya mencair air bersih, Evan dan keluarga harus mandi di kali yang berada di pembatas lahan Kompleks Perkantoran Tenayan Raya.

Loading...

"Di situ, ada kali tempat kami mandi," ucap Evan.

Sejak "Istana Firdaus" itu dibangun, camat dan lurah tak ada perhatian. Bahkan, pejabat setempat tak ada satu pun yang membeli bata merahnya. 

"Mungkin di tobong bata yang lain. Kalau ke tempat saya tidak pernah sama sekali," sebut Evan.