Wawako Pekanbaru Akan Kroscek Kabar tentang Bayi yang Meninggal di Tenayan Raya Akibat Kabut Asap

Wawako Pekanbaru Akan Kroscek Kabar tentang Bayi yang Meninggal di Tenayan Raya Akibat Kabut Asap

19 September 2019
Wakil Wali Kota Pekanbaru Ayat Cahyadi saat mendengar kabar seorang bayi meninggal akibat kabut asap, Kamis (19/9/2019). Foto: Surya/Riau1.

Wakil Wali Kota Pekanbaru Ayat Cahyadi saat mendengar kabar seorang bayi meninggal akibat kabut asap, Kamis (19/9/2019). Foto: Surya/Riau1.

RIAU1.COM -Seorang bayi yang masih berusia tiga hari meninggal dunia diduga akibat kabut asap di Kecamatan Tenayan Raya. Informasi ini perlu dipastikan Pemko Pekanbaru dengan melakukan kroscek ke lapangan.

"Saya harus kroscek dahulu tentang bayi ini," kata Wakil Wali Kota Pekanbaru Ayat Cahyadi di ruangannya, Kamis (19/9/2019). 

Tetapi sekali lagi, Kota Pekanbaru secara hotspot. Lahan yang terbakar tidak ada di Pekanbaru. 

"Ada tapi sudah padam," imbuhnya.

Tapi, kabut asap yang menerpa Kota Pekanbaru akibat terbawa angin dari kabupaten dan provinsi lain. Sehingga, angka Indeks Standar Pencemaran Udara tinggi.

Hal itu terlihat dari papan ISPU di depan kantor wali kota Pekanbaru yang menyatakan kualitas udara tidak sehat. Dengan kondisi seperti ini, masyarakat harus sadar menjaga kesehatan. Masyarakat Pekanbaru jangan sampai terpapar udara yang tidak sehat, apalagi ibu-ibu hamil. 

"Makanya saya akan kroscek kejadian yang menimpa bayi di Tenayan Raya itu dan dua anak-anak yang sedang di rumah sakit swasta di Jalan Soekarno-Hatta itu," sebut Ayat.

Kabut asap yang melanda Riau sejak beberapa pekan terakhir merugikan masyarakat. Bahkan, seorang bayi berusia 3 hari di Kota Pekanbaru diduga meninggal akibat terpapar kabut asap.

Kepada Riau1.com, Efar Warisman (26) mengungkapkan, sebelum meninggal, putra pertamanya itu mengalami sesak nafas dan demam tinggi mencapai 41 derajat.

Loading...

"Di lahir hari Senin 16 September 2019, dan sempat menginap semalam di klinik tempat melahirkan. Saat itu kondisinya masih sehat, dan dari awal lahir dikasih ASI," kata Efar berbincang dengan  Riau1.com, Kamis 19 September 2019.

Efar mengungkapkan, keesokannya, tiba di rumah, anaknya mulai mengalami sesak nafas dan juga batuk-batuk.

"Karena cemas, saya langsung hubungi bidannya untuk periksa. Badannya juga mulai membiru, waktu dicek panasnya sampai 41 derajat," ungkapnya.

"Sempat dibawa ke klinik bidan, dan kemudian dirujuk ke RS Syafira. Tapi, diperjalanan badannya semakin lemas dan sudah tak nangis lagi. Ternyata sudah meninggal sebelum sampai ke rumah sakit," sambungnya.

Masih kata Efar, di RS Syafira, putranya sempat diperiksa untuk mengetahui penyakit yang diderita anaknya. 

"Kata dokternya, anak saya itu kena virus karena kabut asap," tukasnya.