Calon Siswa SMP di Pekanbaru yang Akan Diterima Tidak Lagi Berdasarkan Nilai dan Status Orang Miskin
Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru Abdul Jamal. Foto: Surya/Riau1.
RIAU1.COM -Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan kebijakan baru mengenai Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini untuk seluruh wilayah Indonesia, termasuk Kota Pekanbaru. Jadi, calon siswa dan siswi SMP di Pekanbaru yang akan diterima tidak lagi berdasarkan nilai dan status orang miskin.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru Abdul Jamal, Selasa (25/6/2019), mengatakan, penerapan zonasi sekolah diperintahkan Kemendikbud pada tahun ini. Sebelumnya, penerapan zonasi itu bahwa calon siswa yang diterima adalah yang berlokasi di sekolah terdekat.
Bagi warga tempatan atau yang tinggal di sekitar sekolah, kuotanya 90 persen. Kemudian, 5 persen bagi anak berprestasi. Sedangkan 5 persen lainnya untuk anak pindahan.
Rupanya, kebijakan baru ini menuai masalah saat proses PPDB di Jakarta dan Surabaya beberapa hari lalu. Masyarakat meminta agar tidak terlalu banyak porsi bagi anak tempatan. Karena, keberadaan sekolah tidak merata.
Akhirnya, persentase anak tempat diubah Kemendikbud. Sekarang, 80 persen untuk anak tempatan, 15 persen untuk pelajar berprestasi, dan 5 persen untuk pindahan dari luar kota.
"Surat dari Kemendikbud tentang perubahan persentasi PPDB untul zonasi ini kami terima pada 21 Juni lalu. Kami belum melaksanakan PPDB sampai saat ini," ucap Jamal.
Pendaftaran PPDB di Pekanbaru digelar 1 Juli hingga 3 Juli. Sedangkan proses PPDB dimulai 1 Juli hingga 6 Juli.
Disampaikan kepada masyarakat bahwa penerimaan siswa baru tidak harus berdesak-desakan seperti yang terjadi di Surabaya itu. Tapi, masyarakat diminta menggunakan waktu selama tiga hari itu dari pukul 08.00-12.00 WIB.
"Tetapi tetap, siapa yang jarak rumahnya dekat dengan sekolah, inilah yang berpeluang. Jadi, kami tidak ada lagi melakukan seleksi berdasarkan nilai dan orang tidak mampu," sebut Jamal.
Kalau tahun lalu, PPDB masih berdasarkan nilai. Kalau sistem nilai, tentu yang pintar saja yang masuk sekolah negeri.
"Ini yang akan kami sosialisasikan kepada masyarakat. Perlu saya sampaikan kepada masyarakat bahwa tidak akan semua bisa ditampung di sekolah negeri," sebut Jamal.
Karena akan ada 15.000 anak yang akan masuk SMP negeri. Sedangkan SMP negeri hanya memiliki daya tampung sekitar 8.500 hingga 9.000 orang.
"Berarti, ada 6.000 yang harus masuk sekolah swasta," pungkas Jamal.