Selain Produk Sawit, Barantan Juga Izinkan Tiga Hasil Perkebunan Riau Diekspor ke Luar Negeri

Selain Produk Sawit, Barantan Juga Izinkan Tiga Hasil Perkebunan Riau Diekspor ke Luar Negeri

17 Maret 2019
Gubernur Riau Syamsuar (kiri) didampingi Kepala Barantan Ali Jamil (tengah) mendengarkan penjelasan dari eksportir nanas sirup. Foto: Surya/Riau1.

Gubernur Riau Syamsuar (kiri) didampingi Kepala Barantan Ali Jamil (tengah) mendengarkan penjelasan dari eksportir nanas sirup. Foto: Surya/Riau1.

RIAU1.COM -Pihak Badan Karantina Pertanian (Barantan) mengizinkan tiga produk perkebunan dari Provinsi Riau, selain kelapa sawit. Tiga produk yang diizinkan diekspor ke luar negeri itu adalah nanas sirup, produk turunan kelapa, dan kayu karet olahan. 

"Selain kelapa sawit dan produk turunannya, kami juga melakukan sertifikasi pelepasan ekspor terhadap komoditas pertanian lainnya. Ada tiga produk lainnya yang kami lepas untuk ekspor dari Provinsi Riau," kata Kepala Barantan Kementerian Pertanian Ali Jamil saat pelepasan produk ekspor di Pekanbaru, beberapa waktu lalu.

Tiga produk perkebunan yang diekspor itu antara lain, nanas sirup, produk turunan kelapa, dan kayu karet olahan. Tiga produk turunan tersebut dinyatakan sudah lulus uji laboratorium.

Penguatan sistem perkarantinaan menjadi penting. Agar, produk pertanian Indonesia diterima di pasar dunia.

"Sebagai garda terdepan pengawasan dan perlindungan produk pertanian, kami terus lakukan upaya dalam penguatan sistem perkarantinaan. Khusus untuk akselerasi ekspor, upaya yang dilakukan di antaranya meningkatkan kualitas layanan publik, sertifikasi manajemen mutu laboratorium ISO/EIC 17025-2017, penerapan sistem manajemen anti penyuapan, dan pembinaan perusahaan eksportir dengan program Agro Gemilang," ungkap Ali.

Produk perkebunan dari Riau yang lulus uji laboratorium untuk diekspor adalah nanas sirup. Nanas ini diekspor melalui wilayah Sungai Guntung sebanyak 41 ton.

"Nilai ekspor nanas sirup dari Riau ini mencapai Rp 341 juta. Produk nanas sirup ini diekspor ke Amerika Serikat dan Tiongkok," sebut Ali.

Sedangkan kelapa bulat diekspor melalui Sungai Guntung, Tembilahan, dan Selatpanjang dengan total 2,3 ton setara dengan Rp4,5 miliar. Kelapa bulat ini diekspor ke Malaysia.

Produk turunan kelapa yang diekspor seperti kelapa parut sebanyak 298 ton setara dengan Rp2,9 miliar, santan kelapa 838 ton setara Rp20 miliar. Produk kelapa ini diekspor ke Malaysia, China, Mesir, Amerika Serikat dan Eropa.

Produk kayu karet olahan milik PT RW sebanyak 75 ribu meter kubik senilai Rp423 juta. Kayu olahan ini diekspor ke Vietnam.

"Berdasarkan data lalu lintas produk pertanian di Karantina Pertanian Riau, di tahun 2018, jumlah ekspor kelapa bulat dan turunannya mencapai 450 ribu ton dengan nilai Rp3,3 triliun. Sedangkan untuk produk olahan kayu karet pada tahun 2018 mencapai setara 5,6 ribu meter kubik dengan nilai Rp48 miliar," papar Ali.