Heboh Prostitusi Online Artis, di Pekanbaru Geliat Esek-esek Libatkan Remaja Didominasi Pelajar SMP

Heboh Prostitusi Online Artis, di Pekanbaru Geliat Esek-esek Libatkan Remaja Didominasi Pelajar SMP

11 Januari 2019
Ilustrasi (Int)

Ilustrasi (Int)

RIAU1.COM -Belakangan ini, publik tanah air dikejutkan dengan terungkapnya 'bisnis' prostitusi online libatkan artis. Bayangkan, sekali kencan saja pemesan harus merogoh kocek dalam-dalam, bahkan pada kasus teranyar di Surabaya, artis disebut-sebut ditarif Rp80 juta untuk kencan singkat.

Beda pula dengan Kota Pekanbaru, Riau. Geliat esek-esek ini bahkan sudah merambah pada kalangan anak di bawah umur (remaja/pelajar) yang masih duduk di bangku pendidikan. Tak dapat ditampik, temuan-temuan yang menjurus kepada dugaan tersebut beberapa kali ditemukan.

Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Riau Ester Yuliani yang berbincang dengan Riau1.com pada Kamis 10 Januari 2019 kemarin membeberkan, temuan itu diantaranya dari laporan pihak orangtua, hingga pengamatan tim di tempat penginapan yang saat ini ada ditiap sudut kota.

"Prostitusi online ini kan jarang bisa diketahui. Contoh kasusnya, mereka (Anak-anak) nggak pulang ke rumah dan kebanyakan mereka tidak tahu diberdayakan untuk itu," buka Ester. "Diajak makan, minum atau nongkrong. Awalnya begitu," terangnya.

"Kesulitan kita itu kan kalau mengawasi satu-satu, tentu harus ada kerja bersama, dari orangtua, pemerintah, pihak swasta dan juga kepolisian misalnya. Yang jelas indikasi anak di bawah umur terlibat prostitusi banyak di Pekanbaru," tegas dia.

Tak main-main, Ester membeberkan kalau prostitusi anak di bawah umur ini paling banyak (Didominasi) dari kalangan pelajar/siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP). "SMP paling banyak. Mereka mudah dipengaruhi dan masih polos," lanjutnya.

"Ya polanya diajak-ajak. Kalau langsung (Tawarin diri) via online mereka mungkin belum mengerti, jadi yang untuk (Bagian) itu mucikarinya, sebagai penyedia yang bermain di online," ulas Ester lagi.

Beda lagi kalau pada kalangan pelajar SMA, memang ada indikasi memanfaatkan lewat online secara langsung, tanpa melalui mucikari.  "Jadi berbeda. Kalau kalangan SMA ada juga yang menawarkan sendiri secara langsung (Via online, red)," beber dia.

Untuk meminimalisir hal tersebut, LPA Riau dengan programnya akan mendatangi SMP di Pekanbaru untuk mensosialisasikan. "Program kami Januari 2019 ini ke SMP, sosialisasi bagaimana prostitusi online jangan sampai masuk ke kalangan pelajar," tutupnya.