Mengenal Resolusi Jihad Dalam Sejarah Indonesia Di Hari Santri 22 Oktober

Mengenal Resolusi Jihad Dalam Sejarah Indonesia Di Hari Santri 22 Oktober

22 Oktober 2019
Ilustrasi Santri (Foto: Istimewa/internet)

Ilustrasi Santri (Foto: Istimewa/internet)

RIAU1.COM - Tak banyak buku-buku sejarah memunculkan perjuangan dari 'kaum sarung', santri dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.


Orang-orang yang besar di pesantren kurang diungkap dalam sejarah Revolusi Indonesia. Pelajaran Sejarah dari rezim Orde Baru di pertengahan 1980 tak memberi ruang untuk perjuangan calon ulama ini. Yang ada peran penting dari tentara dikutip dari tirto.id, Selasa, 22 Oktober 2019.

Secuil diantaranya seperti kedatangan NICA Belanda datang bersama tentara Sekutu untuk kembali berkuasa di Indonesia. Sehingga orang-orang Surabaya dan sekitarnya sadar dan mengusir para penjajah ini. 

Saat itu banyak orang rela mati dalam peristiwa penyobekan bagian biru dari bendera Belanda di Hotel Yamato. Di antara orang-orang Indonesia para santri dari pesantren-pesantren tradisional yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama hadir.

Yang paling dikenal sebelum datang Brigade 49 Divisi India Tentara Inggris pimpinan Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby, kalangan santri di Surabaya juga berada di barisan paling depan.

Loading...

Para kiai berkumpul. Mereka mantap berdiri di belakang Republik Indonesia. Seperti Wahid Hasyim, anak dari Rais Akbar NU Kiai Haji Hasyim Asy'ari yang menyatakan perjuangan kemerdekaan sebagai jihad.

Setelah pertempuran 10 November 1945 berlalu, para ulama dan santri menyuarakan Resolusi Jihad. Dalam Muktamar Nahdlatul Ulama pada 26-29 Maret 1946 di Purwokerto, Kiai Hasyim Asy'ari kembali menggelorakan semangat jihad di hadapan para peserta muktamar.

Setelah Kiai Hasyim tutup usia, Hizbullah menjadi salah satu laskar yang terlibat dalam Revolusi Indonesia. Bahkan ada juga bekas milisi Hizbullah yang kemudian bergabung dengan TNI.

Akhirnya, Resolusi Jihad 22 Oktober 1945  kemudian dikenang sebagai Hari Santri Nasional oleh Presiden pada 2014 silam.