Akses ke Selandia Baru Diperketat, Keluarga Korban Asal Sumbar Minta Bantuan Pemerintah

Akses ke Selandia Baru Diperketat, Keluarga Korban Asal Sumbar Minta Bantuan Pemerintah

16 Maret 2019
Ilustrasi keamanan diperketat pasca penembakan di beberapa masjid di Selandia Baru

Ilustrasi keamanan diperketat pasca penembakan di beberapa masjid di Selandia Baru

RIAU1.COM - Dua orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang merupakan ayah dan anak asal Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), Zulfirmansyah dan Muhammad Rais menjadi korban dalam insiden penembakan oleh teroris di Selandia Baru.

Kabar tidak sedap atas insiden penembakan itupun dengan cepat sampai ke keluarga korban di Tanah Air, yang kemudian berencana untuk berangkat menuju Selandia Baru melihat langsung kondisi kedua korban tersebut.

Terkendala pengawasan ketat yang dilakukan otoritas setempat pasca insiden serangan teroris terhadap sejumlah masjid di Selandia Baru itu, pihak keluarga korban meminta bantuan Pemerintah Indonesia untuk memfasilitasi.

"Saya segera ke Selandia Baru untuk melihat kondisi adik saya, Zulfirmansyah. Saya mohon bantuan pemerintah untuk bisa memfasilitasinya karena informasi yang saya dapat, saat ini adik saya dalam pengawasan otoritas setempat," ujar kakak korban, Hendra Yaspita dilansir Kompas.com.

Hendra mengungkapkan, pihaknya sudah menghubungi sejumlah kerabat di Selandia Baru dan informasi yang diperolehnya, saat ini daerah tersebut dalam pengawasan ketat untuk tamu-tamu dari luar.

Loading...

"Saya sudah kontak istri Zulfirman Syah, katanya saat ini daerah itu sangat ketat untuk tamu. Bahkan penerbangan ke sana ditutup sementara. Tamu yang masuk diperiksa ketat," sebut Hendra, Sabtu 16 Maret 2019.

Seperti yang diketahui, dua warga negara Indonesia menjadi korban penembakan brutal di masjid di Selandia Baru (New Zealand), Jumat 15 Maret 2019, mereka diketahui merupakan WNI asal Sumbar.

Kedua korban ini diketahui ialah ayah dan anak, bernama Zulfirmansyah dan Mohammad Rais, yang sedang berada di Masjid Lindwood untuk melaksanakan salat Jumat saat insiden memilukan itu terjadi.