Kepala BKPM Sebut Pola Kerja Gaya Lama Hambat Investasi di Indonesia

Kepala BKPM Sebut Pola Kerja Gaya Lama Hambat Investasi di Indonesia

13 Maret 2019
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong. Foto: Antara.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong. Foto: Antara.

RIAU1.COM -Presiden Joko Widodo pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi, Selasa (12/3/2019), mengeluhkan defisitnya neraca perdagangan, kekalahan investasi dari negara tetangga, dan lemahnya ekspor. Indonesia masih kalah dan tertinggal baik dari segi investasi maupun ekspor dengan negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Thailand dan Vietnam.

"Pola kerja di pemerintahan yang tidak efisien menjadi salah satu kelemahan dalam mendongkrak pertumbuhan investasi dan kinerja ekspor Indonesia," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong dikutip dari Antara, Rabu (13/3/2019).

Pola kerja pemerintahan masih seperti pola kerja di abad 20, yakni didominasi oleh rapat-rapat tatap muka dan surat-menyurat yang dinilai sudah ketinggalan zaman. Pola kerja seperti inilah yang dinilai menjadi kelemahan dasar dari kinerja investasi Indonesia.

"Singapura sejak dua tahun lalu sudah memanfaatkan aplikasi kolaborasi online yang menghubungkan 140.000 pejabat pemerintahan sebagai wadah untuk berdiskusi, harmonisasi kebijakan, dan pengambilan keputusan," sebut Thomas.

Oleh karena itu, BKPM pada Selasa meluncurkan aplikasi bernama Koordinasi Pengawalan Investasi Memanfaatkan Aplikasi atau Kopi Mantap. Aplikasi ini menghubungkan 560 pemerintah daerah, 34 kementerian, dan lebih dari 30 lembaga nonkementerian.

"Tujuan aplikasi ini untuk memudahkan koordinasi fasilitasi pemenuhan komitmen perizinan melalui OSS yang sifatnya lintas kewenangan yang pengawalannya oleh Satgas Nasional, Satgas Provinsi, dan Satgas Kabupaten dan Kota," jelas Thomas.