Hidrosida Besi Keluar dari Kawah, Perairan Sekitar Gunung Anak Krakatau Subur

Hidrosida Besi Keluar dari Kawah, Perairan Sekitar Gunung Anak Krakatau Subur

14 Januari 2019
Lava pijar dari Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Kalianda, Lampung Selatan. Foto: Antara.

Lava pijar dari Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Kalianda, Lampung Selatan. Foto: Antara.

RIAU1.COM -Video tentang kondisi Gunung Anak Krakatau pascaerupsi beredar. Video ini diambil dari udara dan diunggah oleh Earth Uncut TV.

Video ini disebarluaskan kembali oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam akun twitternya. Tampak air laut berwarna kecoklatan di sekitar Gunung Anak Krakatau.

Sutopo melalui akun Twitter @Sutopo_PN pada Sabtu (12/1/2019) menjelaskan, warna orange kecoklatan adalah hidrosida besi (FeOH3) yang mengandung zat besi tinggi. Hidrosida besi keluar dari kawah dan larut ke dalam air laut.

"Tubuh Gunung Anak Krakatau telah banyak berubah," ucapnya.

Dalam video tersebut tampak ketinggian gunung berkurang. Saat ini, ketinggian Gunung Anak Krakatau sekarang hanya 110 meter dari sebelumnya 338 meter. Karena longsor dan letusan terjadi pada akhir 2018.

"Zat besi tinggi keluar dari kawah Gunung Anak Krakatau dan larut ke laut. Zat ini dapat menyuburkan perairan," kata Peneliti dari Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Profesor Zainal Arifin dikutip dari Antara, Minggu (13/1/2019).