Ini Beberapa Efek Samping Yang Dirasakan Usai Disuntik Vaksin Covid-19, Pengakuan Warga AS dan Inggris

Ini Beberapa Efek Samping Yang Dirasakan Usai Disuntik Vaksin Covid-19, Pengakuan Warga AS dan Inggris

6 Januari 2021
ilustrasi

ilustrasi

RIAU1.COM -Dr Anthony Fauci, pakar imunologi asal Amerika Serikat yang menjabat sebagai direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, bersama dengan sekitar 2 juta penduduk AS telah divaksin Covid-19 minggu lalu.

Seperti kebanyakan orang yang menerima vaksin, Fauci mengatakan bahwa satu-satunya efek samping yang dialami adalah lengan terasa sakit.

"Satu-satunya hal yang saya rasakan, mungkin sekitar 6-10 jam setelah vaksin adalah lengan saya terasa sakit selama 24 jam," kata dr Fauci dilansir dari BGR, Selasa (5/1/2021).

Selain itu, dr Fauci tidak mengalami efek samping lain yang fatal mengganggu.

Dari pengalaman banyak orang, efek samping seperti yang dirasakan dr Fauci tidak jarang terjadi. Inilah sebabnya ada banyak harapan dari vaksin Pfizer dan Moderna.

Selama uji klinis, tidak ada vaksin Covid-19 yang terbukti menyebabkan efek samping serius.

Hanya saja para relawan melaporkan gejala seperti sakit kepala dan nyeri otot yang mereka rasakan tidak lama setelah divaksin. Dan gejala tersebut rata-rata hilang dalam 24 jam.

Di Inggris, efek samping yang dirasakan juga tidak jauh berbeda. Dalam pemberitaan di BBC, mengatakan efek samping yang mereka rasakan hanya pegal linu atau nyeri badan.

Dua dokter juga mengalami apa yang disebutkan dalam lembaran yang dibagikan sebelum vaksinasi, sebagai efek samping ringan, namun dengan tingkatan yang berbeda.

Dyah Mustikaning Pitha Prawesti, dokter kebidanan dan kandungan asal Indonesia yang bekerja di Chelsea and Westminster Hospital, London mengatakan yang ia rasakan, "Sedikit pegal dan linu saja, tapi lengan dan tangan masih tetap berfungsi seperti biasa."

Sebelum vaksin, mereka yang divaksin diberikan daftar pertanyaan yang harus dijawab untuk meminimalisir efek samping.

Berdasarkan brosur yang diberikan kepada mereka yang divaksin, disebutkan bahwa sebagian besar efek samping ringan dan akan hilang dalam beberapa hari dengan minum obat penghilang nyeri dan demam seperti parasetamol.

"Seperti halnya semua vaksin, vaksin BNT162b2 Covid-19 mRNA dapat menyebabkan efek samping, namun tak semua akan merasakan," demikian tertulis dalam brosur itu.

Loading...

Dalam keterangan disampaikan, yang sangat biasa adalah dapat mempengaruhi lebih dari 1 dalam 10 orang. Dirasakan nyeri dan tempat suntikan, selain itu juga merasakan lelah, sakit kepala, nyeri otot, menggigil, nyeri persendian, demam. 

Selanjutnya, ada juga yang merasakan bengkak di tempat yang disuntikan, merah ditempat yang disuntikan, mual. Dan yang mempengaruhi 1 dalam 100 orang, mengalami kelenjar getah bening membesar. 

Dalam brosur vaksin juga disebutkan bahwa vaksin ini tidak berpengaruh terhadap "kemampuan orang untuk mengemudi kendaraan dan menggunakan mesin, namun kemungkinan terpengaruh masih ada."

"Jangan mengendara atau mengoperasikan mesin sampai Anda yakin, tidak ada efek samping vaksin," tulis brosur itu.

Selain itu, dalam data belum dijelaskan untuk melihat dampak vaksin bagi perempuan hamil atau menyusui.

"Untuk berjaga-jaga, kehamilan perlu dihindari paling tidak dua bulan setelah vaksin," menurut keterangan dalam brosur.

Bulan lalu, regulator di Inggris menyarankan orang dengan riwayat alergi serius sebaiknya tidak divaksin dengan vaksin buatan Pfizer/BioNTech.

Pernyataan tersebut dikeluarkan setelah dua petugas kesehatan yang disuntik vaksin Selasa (8/12/2020) lalu menunjukkan reaksi alergi.

Ketiga paramedis Indonesia ini mengatakan "lega" mendapatkan vaksinasi ini dan dapat menghadapi pasien dengan tenang, tanpa khawatir menulari mereka.

Pitha mengatakan dengan vaksinasi ini, "Saya jadi lebih aman terhadap pasien yang rentan seperti ibu hamil, pasien penderita kanker dan pasien rentan lain."

Pitha juga mengatakan harapannya agar vaksinasi dapat dipercepat karena jumlah pasien yang dirawat lebih banyak dari gelombang pertama, dan sepertiga pasien di unit persalinan positif Covid. [N24]