Ilustrasi Bom di kota Nagasaki (Foto: Istimewa/Internet)
RIAU1.COM - Akibat kota Nagasaki dijatuhi bom atok pada 9 Agustus 1945, beberapa hari kemudian Jepang menyerah tanpa syarat pada Sekutu atau tepatnya terjadi pada 2 September 1945.
Kesuksesan itu tak terlepas dari kerja keras sang pilot bernama Charles William Sweeney. Dikutip dari republika.co.id, Sabtu, 7 September 2019 dia adalah seorang pilot dari AS yang menerbangkan pesawat pengebom B-29 superfortress.
Sweeney adalah salah satu pilot pesawat legendaris. Lahir pada 27 Desember 1919 di Lowell, Massachusetts dan wafat pada 16 Juli 2004 di Boston, Massachusetts.
Setelah Perang Dunia II berakhir, Sweeney mengundurkan diri dari dunia militer. Tapi sempat berdinas kembali di Garda Nasional Udara untuk negara bagian Massachusetts hingga pensiun pada 1976 dengan pangkat mayor Jenderal.
Sebelum melakukan misi pengeboman di Nagasaki, Sweeney yang berpangkat mayor pada saat itu memiliki tugas mengawal pesawat Enola Gay yang dipiloti Kolonel Paul Tibbets pada 6 Agustus 1945. Dia mengawal Tibbets untuk menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima.
Pada saat pelaksanaan misi, Charles menerbangkan pesawat yang sama yakni B-29 Superfortress dengan julukan “The Great Artiste”.
Dari misi itu, pesawat Enola Gay memiliki tugas menjatuhkan bom atom Little Boy sementara The Great Artiste. Dia mendapat tugas menjatuhkan alat pengukur untuk mencatat ukuran ledakan Little Boy.
Tiga hari kemudian atau tepatnya pada 9 Agustus 1945, Sweeney menjadi pilot pesawat B-29 superfortress yang memiliki julukan “Bockscar” sebagaimana pesawat tersebut ditulis dengan kata “Bockscar” di moncongnya. Untuk misi kali ini, pesawat tersebut membawa sebuah bom yang bermuatan plutonium dengan nama julukan “Fat man”.
Pesawat Bockscar ditemani oleh the great artiste yang bertugas untuk menjatuhkan alat pengukur tingkat ledakan bom. Setelah itu, tepat pada pukul 11.00 waktu setempat bom dijatuhkan di kota industri Nagasaki.
