Salju Abadi di Pegunungan Alpen Raib Akibat Pemanasan Global, Bisnis Ski Terancam Tutup

Salju Abadi di Pegunungan Alpen Raib Akibat Pemanasan Global, Bisnis Ski Terancam Tutup

6 Agustus 2019
Pegunungan Alpen tak lagi bersalju. Foto: AFP.

Pegunungan Alpen tak lagi bersalju. Foto: AFP.

RIAU1.COM -Efek pemanasan global semakin nyata, salah satunya dialami oleh Pegunungan Alpen. Kalau biasanya pendaki akan melihat salju abadi, kini tak ada lagi.

Dilansir dari Detik.com, Selasa (6/8/2019), Pegunungan Alpen terkena efek dari pemanasan global. Kalau dulu, Mont Blanc menjadi magnet bagi para pendaki di musim panas. Karena ada pemandangan salju abadi yang bisa pendaki saksikan, apalagi jalur Bonatti.

Tapi kini, rute pendakian tersebut jadi berbahaya karena ada banyak batu yang berjatuhan dari puncak. Hal ini dikarenakan oleh adanya gelombang panas yang terjadi.

Salju yang tadinya menjadi perekat dari granit-granit besar leleh. Hasilnya, serpihan granit besar yang disebut pilar Bonatti tiba-tiba runtuh, memuntahkan 292 ribu m3 batu ke lembah di bawahnya.

Bisnis ski dan pendakian semakin mengkhawatirkan. Akhirnya sekelompok pemandu berusaha untuk membahas tentang pencarian jalur pendakian baru yang aman.

"Batu-batu di sana mulai bergetar sebelum akhirnya berjatuhan. Sepertinya saya tidak akan ke sana dulu dalam waktu dekat," ujar seorang pemandu berusia 40 tahun dari kota terdekat, Thonon, saat mendaki area Aiguille du Peigne di daerah Chamonix.

Saking parahnya pemanasan global, Pegunungan Alpen punya 3 rute yang sudah hilang. Ada sekitar 26 rute yang kini mulai mengkhawatirkan karena hampir hilang.

Tim spesialis gunung di Universitas Savoie Mont Blanc menilai jadwal pendakian yang optimal ada di musim semi dan musim gugur. Kalau begini, tak sampai 10 tahun, Pegunungan Alpen tak lagi bisa dijelajahi.