Koloni Semut Terbang Bermigrasi Terpantau Satelti Cuaca Inggris Seperti Awan Hujan

Koloni Semut Terbang Bermigrasi Terpantau Satelti Cuaca Inggris Seperti Awan Hujan

29 Juli 2019
Semut. Foto: vlada11 via Pixabaya (CCO).

Semut. Foto: vlada11 via Pixabaya (CCO).

RIAU1.COM -Bagi banyak orang di Eropa, saat musim panas berlangsung di bulan Juli, yang paling dinantikan adalah turunnya hujan di wilayah tersebut. Begitu pula yang diharapkan badan cuaca di Inggris.

Dilansir dari Kumparan.com, Senin (29/7/2019), harapan turunnya hujan di Inggris sempat muncul tatkala satelit cuaca milik badan cuaca setempat menangkap sebuah citra yang seolah-olah seperti awan hujan yang akan turun di selatan Inggris. Namun, setelah diteliti lebih dekat, gambar tersebut bukanlah awan yang diyakini sebelumnya, melainkan koloni binatang yang sedang melakukan perjalanan.

Menurut para ahli, citra yang tertangkap satelit milik badan cuaca Inggris itu adalah koloni semut terbang yang tengah bermigrasi. Saking banyaknya, jutaan koloni semut itu sampai tertangkap satelit luar angkasa.

“Kamu tahu, ini bukan curah hujan karena ini terlihat lebih menakutkan. Itu tidak terlihat seperti hujan,” ujar Simon King, presenter cuaca dari BBC seperti dikutip Science Alert.

Invasi serangga ini merupakan ritual tahunan, yang dikenal sebagai “Hari Semut Terbang”. Biasanya terjadi antara bulan Juli dan awal September.

Ketika musim kawin tiba, semut taman hitam (Lasius niger) akan berbondong-bondong turun ke langit, mengotori cakrawala, terbang menuju rumah-rumah penduduk. Terkadang, mereka mengacaukan para pemain tenis di Wimbledon.

Datangnya musim kawin, membuat ratu semut keluar dari sarangnya, dan dia menjadi rebutan para semut jantan. Ratu semut siap mencari kehidupan baru dengan menyeleksi semut jantan terbaik untuk menghasilkan keturunan unggulan.

Dalam ritual menyeleksi para pejantan ini, ratu semut akan melepaskan zat feromon yang bisa memikat gerombolan semut jantan. Semut-semut jantan itu bersaing untuk mendapatkan perhatian sang ratu, mereka terbang mengikutinya, dan berjuang menghindari serangan burung yang lapar.

Setelah perjalanan berakhir, semut jantan akan mati. Sedangkan ratu semut akan kembali ke tanah dengan membawa sperma dan membuat sarang baru.

Para betina akan membuahi semua telurnya selama sisa hidup mereka. Telur yang dihasilkan bisa mencapai 20.000 butir dalam waktu 15 tahun.

Serbuan semut terbang di Inggris bukan pertama kalinya terjadi. Pada 2017 lalu, badan cuaca Inggris juga pernah melihat pola yang sama. Mereka juga mengira bahwa itu adalah awan hujan.

Menurut Adam Hart, ahli entomologi dari University of Gloucestershire, kendati jumlah semut terbang meningkat dan sering dianggap sebagai gangguan, namun hal itu bukanlah sebagai ancaman. Sebab, mereka bermanfaat sangat bagi ekosistem.

Semut-semut ini bukan hanya menjadi sumber makanan vital bagi burung. Cara mereka menggali sarang memiliki implikasi mendalam terhadap kualitas tanah di kawasan yang mereka tempati.