Penyiraman Air Keras Diduga Hanya Rekayasa, Kader PDIP Laporkan Novel Baswedan ke Polisi

Penyiraman Air Keras Diduga Hanya Rekayasa, Kader PDIP Laporkan Novel Baswedan ke Polisi

6 November 2019
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan bersama anaknya. Foto: Istimewa.

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan bersama anaknya. Foto: Istimewa.

RIAU1.COM -Polda Metro Jaya menerima laporan kader PDI Perjuangan Dewi Tanjung atas penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan. Laporan atas dugaan rekayasa dalam kasus penyiraman air keras ke mata Novel pada April 2017 lalu itu diterima dengan nomor LP 7171/XI/2019/PMJ/Dit Krimsus.

"Iya ini diterima," kata Dewi usai membuat laporan di Polda Metro Jaya dikutip dari Tempo.co, Rabu (6/11/2019).

Dalam surat laporan tersebut Novel dilaporkan melanggar Pasal 26 ayat (2) junto Pasal 45 A Ayat (2) Undang-Undang nomor 19 tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan atau Pasal 14 A ayat 1 UU RI nomor 1 tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.

Dewi menilai kasus penyiraman air keras yang dialami Novel Baswedan merupakan rekayasa. Efek air keras seharusnya tak hanya merusak bagian mata Novel, namun merusak hingga bagian pipi.

Dewi juga menilai ada kejanggalan dari video-video yang memperlihatkan kondisi Novel, termasuk salah satu video Novel dengan keadaan mata tidak rusak yang viral di sosial media. Dewi mengaku sudah membawa sejumlah barang bukti atas laporannya tersebut. Namun Dewi enggan menjelaskan lebih jauh.

"Ada barang bukti foto-foto, video,"ujarnya.

Loading...

Berita tudingan rekayasa kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan mencuat di sosial media beberapa hari lalu dari sebuah tayangan video Novel sedang duduk sambil didorong di kursi roda. Pengunggah video itu menyertakan keterangan tertulis, "Mata Novel Baswedan saat baru ditayangin di NET TV 18 april 2017..!?dia kaget dg tiba2 kemunculan wartawan NET, liat matanya dan pipi mulus pdhl baru kasus penyiraman," tulisnya.

Dari video itu, sejumlah pemilik akun media sosial di Twitter lantas menuduh adanya rekayasa dalam penyiraman air keras terhadap Novel. Akun-akun itu mencuit dengan narasi soal adanya skenario di kasus tersebut.

Novel sendiri telah menanggapi serangan kepadanya di media sosial Twitter. Dia menyatakan sempat mengalami luka bakar di bagian wajahnya saat awal peristiwa penyiraman air keras tersebut. Namun, luka tersebut pulih hanya dalam waktu 5 hari saja setelah ditangani dokter ahli di Singapura.

"Di Singapura kebetulan bagus dan Alhamdulillah atas izin Allah bisa kembali hanya sedikit sekali yang tersisa. Hanya luka permukaan. Jadi semua tumbuh sendiri yang di muka. Saya lihat ke kaca juga enggak nampak, cuma dilihat sama orang yang dampingi," ujarnya.