Anda Berkulit Gelap? Ternyata Baik untuk Pelindung dari Sinar Matahari

Anda Berkulit Gelap? Ternyata Baik untuk Pelindung dari Sinar Matahari

2 Maret 2021
ilustrasi (Foto: Adorebeauty.com)

ilustrasi (Foto: Adorebeauty.com)

RIAU1.COM - Jika Anda termasuk golongan yang berkulit gelap, jangan minder. Pasalnya, ada manfaat untuk kesehatan bagi mereka yang berkulit gelap atau hitam.

Semakin gelap warna kulit, kemungkinan terlindung dari bahaya sinar matahari makin tinggi. Hal ini diakibatkan kandungan zat warna ( pigmen) tinggi. Pigmen ini berfungsi sebagai pelindung kulit. Itulah kenapa orang indonesia sebagian besar kulitnya sawo matang. 

Karena itu sangat disayangkan jika ada orang Indonesia yang berusaha memutihkan kulitnya agar terlihat lebih cantik. “Indonesia berbeda dengan Eropa yang beriklim subtropis. Dengan iklimnya yang tropis, Indonesia bermandikan sinar matahari setiap harinya. Karena itu diberikan pelindung yang lebih banyak untuk mengantisipasi efek sinar yang merugikan,” jelas dermatolog dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, dr Shannaz Nadiayusharyahya SpKK seperti dimuat Republika.co.id.

Sementara itu, dosen Departemen Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Universitas Indonesia, Dr Kusmarinah Bramono PhD SpKK(K), mengatakan untuk menentukan standar kepekaan seseorang terhadap sinar UV, perlu dilakukan uji atau tes kulit dengan alat khusus yang dapat mengukur berapa dosis sinar matahari yang dapat memicu kulit seseorang menjadi merah (minimal erythemal dose).

Mereka yang peka membutuhkan pelindung matahari lebih daripada yang lain. Sebab semakin sering seseorang terpapar UV, maka risiko terkena dampak merugikan makin besar. “Efek buruk dari terlalu banyak terpapar UV B adalah kulit yang menggelap. Sedangkan yang terlalu sering terpapar UV A efeknya adalah kulit yang memerah. Sedangkan UV C sampai saat ini masih tertahan lapisan ozon,” terang Kusmarinah. 

Orang-orang yang bekerja di luar ruangan ( outdoor), lanjutnya, lebih berisiko terkena dampak merugikan sinar matahari dibandingkan yang be -kerja di dalam ruangan (indoor). Efek merugikan dapat terjadi akut (cepat) atau kronik (menahun). Efek akut terjadi jika berjemur pada kondisi matahari terik dalam jangka lama sehingga terjadi sunburn, kulit merah, dapat diikuti lepuh dan perih, kemudian mengelupas. Selanjutnya diikuti hiperpigmentasi atau warna kulit menjadi gelap atau hitam.

Dampak lain adalah timbulnya bercak cokelat atau putih.Warna bercak yang dihasilkan tergantung reaksi dalam tubuh. “Sedangkan efek kronis terjadi karena berjemur berulang, yang akan merusak sel kulit dan komponen lainnya, yakni jaringan kolagen dan elastin. Akibatnya kulit tampak cepat menua, kering, kerut, tebal, dan warna tidak merata. Yang lebih buruk lagi dapat terjadi kanker kulit,” demikian Kusmarinah.