Seorang Tukang Kayu Inggris Ciptakan Kata Vegan melalui Buletin Triwulanan pada November 1944

Seorang Tukang Kayu Inggris Ciptakan Kata Vegan melalui Buletin Triwulanan pada November 1944

4 November 2019
ilustrasi vegan atau sayur. Foto: pixabay.com.

ilustrasi vegan atau sayur. Foto: pixabay.com.

RIAU1.COM -Siapa sangka jika pola makan berbasis nabati atau vegan erat kaitannya dengan kehidupan seorang tukang kayu di Inggris. Faktanya, sejarah mencatat kata vegan pertama kali diutarakan oleh seorang tukang kayu di Inggris bernama Donald Watson pada 1944.

Dilansir dari Tempo.co, Senin (4/11/2019), pada tahun yang sama itulah suku kata baru “vegan” muncul dan mulai dikenal sebagai pola makan yang 100 persen sumbernya adalah nabati. Donald Watson pada awalnya mengadaptasi pola makan vegetarian yakni pola makan yang tidak memakan daging, tetapi masih mengonsumsi susu sapi, telur, yogurt, dan keju.

Staf Ahli Vegan Society of Indonesia (VSI) Willy Yonas yang juga Pendiri ‘Sehat Seutuhnya’ mengatakan betapa sosok Donald Watson amat penting bagi kemunculan dan perkembangan awal veganisme. Donald Watson (1910-2005) menjadi vegetarian pada 1924. Ia kemudian bergabung dan menjadi sekretaris cabang Vegetarian Society di Leicester, Inggris.

Dia akhirnya percaya bahwa vegetarisme sudah terlambat untuk reformasi. Ia mulai "berkorespondensi dengan sejumlah kecil orang, tersebar jauh dan luas" yang berbagi keprihatinannya.

Pada Desember 1943, Watson memberikan presentasi "Haruskah Vegetarian Makan Produk Susu?" pada pertemuan komunitas setempat. Pada Agustus 1944, beberapa anggota Komunitas Vegetarian meminta agar bagian dari buletinnya dikhususkan untuk vegetarianisme non-susu.

Ketika permintaan ditolak, Donald Watson, sekretaris cabang Leicester, membuat buletin triwulanan baru pada November 1944, dengan harga mahal. Dia menyebutnya Berita Vegan.

Dia memilih kata vegan sendiri, berdasarkan "tiga huruf pertama dan dua huruf terakhir 'vegetarian'". Karena, kata itu menandai, dalam kata-kata Watson, "awal dan akhir vegetarian", tetapi bertanya kepada para pembacanya apakah mereka dapat memikirkan sesuatu yang lebih baik daripada vegan untuk mendukung "vegetarian non-susu".