Benarkah Tidurnya Orang Puasa Akan Berpahala? Berikut Penjelasannya

Benarkah Tidurnya Orang Puasa Akan Berpahala? Berikut Penjelasannya

6 Mei 2019
Ilustrasi

Ilustrasi

RIAU1.COM - Di bulan Ramadhan saat ini, kita sering mendengar ada sebagian orang yang menyampaikan bahwa tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah.

Bahkan mereka mengatakan hal ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga dengan penyampaian semacam ini, orang-orang pun akhirnya bermalas-malasan di bulan Ramadhan. Bahkan mereka lebih senang tidur daripada melakukan amalan karena termotivasi dengan hadits tersebut. Namun benarkah hal tersebut?

Sebagaimana dikutip dari Islampos.com, berikut penjelasan hadis tersebut.

" Tidurnya orang berpuasa itu ibadah, diamnya adalah tasbih, amalannya dilipatgandakan (pahalanya), doanya dikabulkan dan dosanya diampuni."



Hadis ini sangat akrab bagi masyarakat. Sayangnya, hadis ini tidak ditemukan di kitab-kitab hadis.

Imam Baihaqi memang mencantumkan hadis tersebut dalam kitabnya Syu'abul Iman. Tetapi, Imam Suyuti dalam Al Jami' Al Shaghir mendhaifkan hadis tersebut.

Imam Baihaqi menyatakan terdapat rawi (periwayat) hadis tersebut yang lemah. Contohnya, Ma'ruf bin Hisan dan Sulaiman bin Amr An Nakha'i.



Tidak sedikit ulama menyatakan Sulaiman merupakan perawi lemah. Sampai Imam bin Hambal dan Yahya bin Ma'in menyatakan Sulaiman sebagai pemalsu hadis.

Demikian pula dengan Imam Bukhari. Dia menyatakan hadis yang diriwayatkan dari Sulaiman bersifat matruk atau mendekati palsu.

Mungkin ada kaidah yang menyatakan hadis dhoif boleh diamalkan selama tidak berkaitan dengan akidah maupun halal-haram. Tetapi, As Suyuthi menyatakan hadis tentang tidurnya orang puasa tidak boleh dijadikan rujukan, apalagi sampai diamalkan.