Ternyata Perut Buncit Beri Dampak Buruk Pada Otak

Ternyata Perut Buncit Beri Dampak Buruk Pada Otak

14 Januari 2019
Ilustrasi: Internet

Ilustrasi: Internet

RIAU1.COM - Tahukah Anda, sebuah riset terbaru menemukan kemungkinan bahwa perut buncit juga menunjukkan kondisi buruk pada otak. 

Meski ada yang menganggap perut buncit sebagai suatu hal yang menggemaskan, kondisi itu sebenarnya bisa jadi pertanda adanya masalah kesehatan pada seseorang. Dan sekarang hasil sebuah riset terbaru menemukan kemungkinan bahwa perut buncit juga menunjukkan kondisi buruk pada otak. 

Riset yang dilakukan di Inggris ini menemukan bahwa orang yang mengalami obesitas dan memiliki lemak di perut yang tinggi, rata-rata punya volume otak yang Iebih rendah dibanding orang dengan berat badan yang sehat. 

Lebih spesifiknya, riset yang hasilnya telah terbit di jurnal Neurology ini menemukan bahwa lemak di perut berhubungan dengan volume gray matter, jaringan otak yang penuh dengan sel-sel saraf, yang Iebih rendah. 

Bahayanya, kondisi berkurangnya volume otak atau penyusutan otak telah dihubungkan dengan peningkatan risiko menurunnya kemampuan memori dan demensia. 

Menurut para peneliti, riset ini memberikan dugaan bahwa kombinasi antara obesitas berdasarkan perhitungan indeks massa tubuh (IMT) dan rasio pinggang ke pinggul yang tinggi, bisa menjadi faktor risiko terjadinya penyusutan otak. 

Dalam riset ini temuan para peneliti hanya sebatas asosiasi alias hubungan saja. Mereka belum bisa membuktikan bahwa memiliki lemak yang lebih banyak di daerah pinggang benar-benar menyebabkan penyusutan otak. 

Jadi bisa saja orang dengan volume gray matter di otak punya risiko terkena obesitas yang lebih besar. Oleh karena itu, perlu dilakukan riset lanjutan untuk mengungkap dengan jelas alasan adanya hubungan itu. 

Sebenarnya telah ada beberapa riset yang menemukan hubungan antara lemak di perut (lemak visceral), atau rasio pinggang ke pinggul yang tinggi, dengan volume otak yang lebih rendah. Namun riset-riset itu skalanya kecil dan tidak menambahkan secara sekaligus perhitungan efek BMI dengan rasio pinggang ke pinggul yang tinggi. Demikian dilansir laman kumparan.com, 12 Januari 2019.