Puluhan Perusahaan Kayu China Tertarik Investasi Pabrik di Pemalang dan Kendal

Puluhan Perusahaan Kayu China Tertarik Investasi Pabrik di Pemalang dan Kendal

30 Oktober 2019
Ilustrasi kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal.

Ilustrasi kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal.

RIAU1.COM - Puluhan investor perusahaan kayu furnitur asal China tertarik investasi membangun pabrik di Jawa Tengah. 

Sekitar 52 perusahaan di sektor industri kayu dan furnitur dari China akan mengecek kesiapan lahan di Kabupaten Pemalang dan Kendal pada pekan depan.

Hal ini berkaitan dengan rencana mereka melakukan relokasi industri.

 

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng Ratna Kawuri, menyampaikan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan menawarkan sejumlah potensi investasi dalam acara Central Java Investment Business Forum (CJIBF) dan Central Java Business Expo (CJBE) 2019 pada 5 November 2019.

Acara CJIBF dan CJBE ke-15 akan diselenggarakan di Hotel Bidakara, Jakarta. Kegiatan tahunan ini bertujuan memberikan ruang kepada pemrakarsa proyek untuk menawarkan peluang investasi kepada calon pemodal.

“Sampai dengan Selasa (29/10/2019) tercatat ada 330 investor yang mendaftar, dan 214 di antaranya sudah menetapkan kepeminatannya atau Letter of Interest (LoI),” paparnya, Rabu (30/10/2019), seperti dilansir bisnis.com. 

Di samping itu, ada sekitar 52 perusahaan di sektor industri kayu dan furnitur dari China yang berencana melakukan relokasi industri ke Jawa Tengah. Setelah acara, mereka akan langsung mengecek kondisi lahan di Pemalang dan Kendal.

“Jadi pada 6 November, mereka akan langsung melihat kondisi lahan yang kami tawarkan,” imbuhnya.

Sejumlah investor asal China memang sudah menyatakan kesiapannya berekspansi ke Jawa Tengah untuk mengembangkan kawasan industri kerajinan kayu. Kebutuhan lahan diperkirakan mencapai 2.000 hektare (ha).

Untuk berekspansi ke Jawa Tengah, para pebisnis asal Negeri Panda bekerja sama dengan Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI).

Loading...

Wakil Ketua HIMKI Abdul Sobur, menyampaikan pemilihan Jateng sebagai kawasan atau klaster industri furnitur berbasis kayu merupakan hasil kajian bersama antara pelaku usaha, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan Kementerian Perindustrian.

“Berdasarkan kajian dari berbagai aspek, Jawa Tengah paling memenuhi syarat untuk industri furnitur atau kerajinan kayu ini,” tuturnya.

Aspek penilaian tersebut a.l. ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan kemampuan yang memadai, Upah Minimum Regional (UMR) yang kompetitif, harga lahan murah, dan dukungan akses infrastruktur seperti ke pelabuhan.

Terkait total kebutuhan lahan, luasannya bisa mencapai 1.000 ha—2.000 ha dalam 1 kawasan. Namun, bisa jadi kawasan tersebut terpisah masing-masing dalam luasan 150 ha—300 ha.

 

Abdul menambahkan, sesuai arahan Gubernur dan Pemda Jateng, lahan yang diincar untuk kawasan industri kerajinan kayu berlokasi di kota/kabupaten Pemalang, Brebes, Sukoharjo, dan Kendal.

Pasalnya, sejumlah daerah itu sudah memiliki rencana tata ruang yang tepat.

R1 Hee.