Luhut Sebut China Bisa Jadi Solusi Defisit BPJS Kesehatan Rp 28,4 Triliun

Luhut Sebut China Bisa Jadi Solusi Defisit BPJS Kesehatan Rp 28,4 Triliun

23 Agustus 2019
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.

Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.

RIAU1.COM - BPJS Kesehatan milik pemerintah Indonesia, masih mengalami defisit kas. Bahkan sampai saat ini diestimasikan BPJS Kesehatan defisitnya mencapai Rp 28,4 triliun.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Jumat (23/8/2019, tadi, mengadakan pertemuan dengan BPJS Kesehatan.

Ternyata, Luhut mengungkapkan ada solusi untuk membenahi defisit tersebut.

 

Melalui Ping An Insurance yang notabene merupakan sebuah perusahaan asuransi dari China, dikatakan Luhut siap membantu membenahi sistem IT dari BPJS Kesehatan.

"Jadi, kemarin itu Ping An menawarkan, mungkin mereka membantu evaluasi sistem IT-nya. BPJS juga melihat beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki," kata Luhut kepada media di Kantor Kemenko Maritim, Jumat (23/8/2019). 
 

Di tempat terpisah, tepatnya saat berkunjung ke CNBC Indonesia, Luhut bercerita saat ini BPJS Kesehatan memang harus dibenahi sistemnya. 

Persoalan fraud dan ketidakbenaran dari data peserta hingga masalah lainnya seperti pembayaran premi harus dibenahi dari sisi teknologi. Ping An Insurance, sambung Luhut memiliki kekuatan dari sisi teknologi healthcare.

Nantinya, Luhut bercerita 'enforcement' khusus bagi para peserta BPJS Kesehatan yang bandel di mana masih banyak yang tidak membayar akan dikenakan punishment.

"Teknologi IT nantinya diharapkan mampu mendeteksi hal yang tidak sesuai," kata Luhut.

Ping An juga memiliki sistem IT facial recognition technology sampai voiceprint recognition technology.
"Jika seseorang di imigrasi misalnya mengajukan paspor maka data akan terbuka jika memang orang tersebut belum membayar BPJS Kesehatannya maka ada warning dan pengurusan paspor tidak bisa dilakukan," tegas Luhut, seperti dilansir CNBC Indonesia. 

"Bisa juga dengan Kepolisian jika BPJS Kesehatannya tidak beres atau tidak bayar maka tidak bisa mengurus SIM. Tapi ini hanya perdata bukan pidana," jelas Luhut.

Kemudian, lebih jauh Luhut mengatakan ada beberapa penyakit yang harusnya tidak diobati dan ter-cover BPJS Kesehatan malah diobati. Nah ini menurut Luhut yang juga harus dibenahi.

 

"Iuran juga masuk perhitungan. Misal ongkosnya terlalu murah namun coverage tinggi. Masa orang kaya pakai BPJS Kesehatan ya tidak bisa seperti itu," terang Luhut.

Untuk diketahui, Ping An Insurance (Group) Co. merupakan perusahaan asuransi terbesar di China. Ping An merupakan salah satu perusahaan asuransi yang menggunakan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan seperti memprediksikan influenza, diabetes hingga penyakit lainnya.

R1/Hee