Dirut Pertamina Ungkap Data Penurunan Impor Migas pada 5 Bulan Terakhir

Dirut Pertamina Ungkap Data Penurunan Impor Migas pada 5 Bulan Terakhir

8 Juli 2019
Kilang Pertamina. Foto: Pertamina.

Kilang Pertamina. Foto: Pertamina.

RIAU1.COM -Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegur Menteri Energi dan Sumber Daya (ESDM) Ignasius Jonan dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno soal tingginya impornya minyak dan gas (migas). Teguran itu disampaikan dalam sidang kabinet paripurna yang digelar di Istana Bogor, Senin (8/7/2019).

Namun, berdasarkan laporan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati ke Jonan, impor migas oleh Pertamina turun. Laporan itu disampaikan Jonan, Senin (8/7/2019).

Dilansir dari Detik.com, berdasarkan realisasi impor Januari-Mei 2019 dibanding periode yang sama 2018 (year on year/tahunan) total impor crude, product. LPG 2019 mengalami penurunan 24%.

Pada tahun 2019 nilai impor US$ 7,3 miliar. Sementara, di tahun sebelumnya US$ 9,6 miliar.

Lebih rinci, untuk impor crude pada 2019 US$ 2,2 miliar. Sementara tahun sebelumnya US$ 4,3 miliar. Penurunan yang terjadi sebanyak 49%.

Kemudian, untuk produk seperti gasoline, avgas, avtur, dan gasoil pada tahun 2019 tercatat US$ 3,9 miliar. Lebih rendah dari tahun 2018 sebesar US$ 4,2 miliar.

Sementara, LPG mengalami kenaikan. Tahun 2018 impornya tercatat US$ 1,1 miliar dan di tahun 2019 tercatat US$ 1,2 miliar atau naik 7%.

"Total overall crude, product, LPG turun 24%," kata Nicke.

Penurunan ini terjadi karena beberapa sebab di antaranya optimalisasi produksi kilang, pengelolaan distribusi yang lebih efektif, dan digitalisasi 1.100 SPBU.

"Demikian laporan kami. Terimakasih atas supportnya," demikian laporan Nicke kepada Jonan.

Sebagai informasi, Presiden Jokowi menyinggung tingginya impor migas (minyak dan gas). Jokowi menegur Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Menteri BUMN Rini Soemarno terkait hal ini.

Dalam sidang kabinet paripurna, Jokowi awalnya menyinggung menurunnya ekspor secara year of year sebesar 8,6% dan impor turun sebesar 9,2%.

"Ekspor Januari sampai Mei 2019 year on year turun 8,6. Impor Januari-Mei juga turun 9,2. Hati-hati terhadap ini, artinya neraca perdagangan kita Januari-Mei ada defisit US$ 2,14 miliar. Coba dicermati angka-angka ini dari mana kenapa impor jadi sangat tinggi? Kalau didetailkan lagi migas-nya ini naiknya gede sekali. Hati-hati di migas, Pak Menteri ESDM yang berkaitan dengan ini, Bu Menteri BUMN yang berkaitan dengan ini, karena rate-nya yang paling banyak ada di situ" kata Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (8/7/2019).