Gelar Bimtek di Pekanbaru, Kemenperin RI Undang 60 IKM di Riau jadi Wirausaha Muda

Gelar Bimtek di Pekanbaru, Kemenperin RI Undang 60 IKM di Riau jadi Wirausaha Muda

18 Maret 2019
Direktur Industri Kecil dan Menengah Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut, Endang Suwartini bersama Anggota DPR RI Komisi VI, ldris Laena saat pembukaan Bimbingan Teknis Penumbuhan dan Pengembangan Wirausaha Baru Industri Kecil Menengah dan Aneka di Pekanbaru

Direktur Industri Kecil dan Menengah Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut, Endang Suwartini bersama Anggota DPR RI Komisi VI, ldris Laena saat pembukaan Bimbingan Teknis Penumbuhan dan Pengembangan Wirausaha Baru Industri Kecil Menengah dan Aneka di Pekanbaru

RIAU1.COM - Direktorat Jenderal (Ditjen) Industri Kecil Menengah dan Aneka, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI menggelar pelatihan kegiatan Penumbuhan Wirausaha Baru melalui bimbingan teknis untuk peserta IKM yang bergerak di sektor Batik, Perbengkelan Roda Dua dan Perbengkelan Las.

Dengan diikuti sekitar 60 peserta yang berasal dari tiga kabupaten yakni Indragiri Hulu (Inhu), Indragiri Hilir (Inhil) dan Kuantan Singingi (Kuansing). Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menumbuhkan Wirausaha Baru di Indonesia.

Direktur Industri Kecil dan Menengah Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut, Endang Suwartini mengatakan, pihaknya mencatat jumlah wirausaha di Indonesia pada tahun 2018 Ialu sebesar 8,06 juta jiwa atau 3,1 persen dari total populasi penduduk Indonesia yang berjumlah 260 juta jiwa.

"Jumlah tersebut akan terus bertambah seiring dengan munculnya bermacam kebutuhan baru yang ada di masyarakat," ujar Endang, usai menghadiri pembukaan Bimbingan Teknis Penumbuhan dan Pengembangan Wirausaha Baru Industri Kecil Menengah dan Aneka di Pekanbaru, Senin 18 Maret 2019.

Endang menuturkan, wirausaha industri dengan ide dan kreativitasnya, mengubah sumber daya yang tersedia menjadi suatu produk barang maupun jasa yang memiliki nilai tambah tertentu.

"Jika produk yang dihasilkan memiliki keunikan atau ciri khas, maka akan lebih menarik minat pasar," sebut Endang yang ditemui di Hotel Pangeran Pekanbaru.

Masih kata Endang, wirausaha industri dapat berkompetisi untuk dapat menyuguhkan produk berkualitas namun dengan harga yang bersaing. Sehingga diperlukan SDM yang berkompeten, teknologi mesin maupun peralatan, serta manajemen dan pemasaran yang baik.

"Kehadiran teknologi informasi perlu dilibatkan dalam memenuhi kebutuhan produksi hingga pemasaran produk agar keseluruhan proses berjalan eflsien," imbuhnya.

Endang melanjutkan, pihaknya juga terus berupaya dalam penumbuhan dan pengembangan wirausaha IKM yang berdaya saing, dengan target penciptaan 20.000 wirausaha baru IKM pada akhir tahun 2019 yang telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

"Kita juga akan terus mendukung kemajuan IKM dalam meningkatkan sisi quality, cost and delivery (QCD) melalui penguatan SDM, peningkatan teknologi mesin dan peralatan, peningkatan kualitas produk, serta perluasan pasar dan kemitraan," pungkasnya.

Sementara itu, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat, sepanjang 2017 terdapat sekitar 143 juta orang atau lebih dari 50% dari total penduduk Indonesia yang telah terhubung jaringan internet.

Berdasarkan wilayah geografisnya, masyarakat Jawa paling banyak terpapar internet yakni 57,70 persen. Selanjutnya, Sumatera 19,09 persen, Kalimantan 7,97 persen, Sulawesi 6,73 persen, Bali-Nusa 5,63 persen, dan Maluku-Papua 2,49 persen.

Kegiatan ini dilaksanakan Ditjen IKMA Kementerian Perindustrian bekerjasama dengan Anggota DPR RI Komisi VI, ldris Laena serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Indragiri Hulu, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Indragiri Hilir, dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kuantan Singingi.

Setelah mendapatkan bimbingan dari para instruktur, bagi IKM Perbengkelan roda dua dan las diharapkan dapat mematuhi SOP kerja, memperhatikan layout tempat bekerja, dan memegang kejujuran untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.

Khusus bagi IKM batik diharapkan dapat mengembangkan motif budaya Iokal dan melakukan diversifnkasi produk seperti dalam penggunaan zat pewarna alam. Selain itu, IKM diharapkan dapat memperluas jejaring dengan pelaku IKM Iainnya.